Selasa, 26 Juni 2018

Sabtu, 25 Oktober 2008

Deteksi dini

Pencegahan kanker tahap 2 adalah diagnosa dan pengobatan dini.
Diagnosa dini lazim dikenal dengan deteksi dini adalah mengenal kanker dalam stadium dini hingga kesembuhan dapat diharapkan. Kita mengenal kanker dari gejala dan tanda-tanda.
Sebelumnya, marilah sejenak mengenal kanker yang lazim dikenal di Indonesia. Prof M. Farid Aziz, guru saya dalam refratnya pada Cermin Dunia Kedokteran No. 133, 2001 5. mencatat kekerapan kanker di Indonesia. Sepuuluh kanker yang terbanyak adalah 1 Serviks (mulut rahim) , 2. Payudara , 3. Kulit , 4. Nasofarings , 5. Kelenjar limfe , 6 Ovarium , 7 Rektum , 8 Tiroid , 9 Jaringan lunak dan 10 Kolon http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/05_MasalahpadaKankerServiks.pdf/05_MasalahpadaKankerServiks.html
Sesungguhnya deteksi dini sudah diseru-Nya dengan shalat.
Sepuluh kanker ini mudah dideteksi dini dengan malu bila tidak melakukan shalat lima kali sehari semalam terus menerus sampai akhir hayat, dengan tayib dan adab seperti yang diajarkan oleh Rasulullah saw
Mari kita lihat satu persatu
1 Kanker Serviks (mulut rahim).
Malu tidak melakukan shalat adalah deteksi dini kanker serviks.
Gejala awal kanker serviks adalah perdarahan dari vagina. Pada umumnya perdarahan ini adalah haidh yang datang bulanan dan merupakan larangan mendirikan shalat. Ia harus dibedakan dengan perdarahan yang bukan haidh dan karena itu wajib shalat. Hadits Nabi saw dari Aisyah ra menyebutkan “Istihadhah ini dari pembuluh darah, ” (Dalam M. Nashiruddin Al-Albani, terjemahan As’ad Yasin dan Elly Latifa, Sifat Shalat Nabi, Media Hidayah, Yogyakarta, 2000, hal 136) Keragu-raguan apakah wajib atau haram shalat, selayaknya membawa muslimat ini ke dokter.
2. Kanker Payudara
Tumor yang tidak sakit adalah tanda-tanda dini dari kanker payudara. Malu tidak mandi dengan tayib dan adab adalah deteksi dini kanker payudara. Hadits Nabi saw dari HR Ahmad menyebutkan, “Hak dan kewajiban atas tiap muslim adalah mandi dan memakai wewangian serta menggosok gigi pada hari Jumat.” (HR Akhmad. Encang Saefuddin: 700 Hadits Akhlak jilid 1 cetakan ke 2. Quarryindo, 2110, Bandung, hal 41).
Bagi kanker payudara, mandi dilakukan dengan tayib, memakai sabun dan adab meraba kedua payudara dan ketiak sewaktu mandi. Dengan tangan bersabun, dimulai dari kanan: lengan kanan diangkat, payudara kanan diraba dengan dengan tapak ruas akhir dari tiga jari tangan (manis-tengah-telunjuk) kiri, melingkar mulai dari puting sampai tulang selangka sembari menekannya ke dada. Ketiak kanan diraba di puncak ketiak dan di sepanjang bagian belakang otot dada. Cara yang sama dilakukan di sisi lainnya dengan tangan kanan.
Tidak mengikutkan ketiak berbahaya karena terkadang Kanker payudara muncul hanya dengan pembengkakan kelenjar getah bening (kgb) ketiak.
Bandingkan dengan SARARI.
3. Kulit
Selain payudara, kanker kulit juga akan terdeteksi bila mandi dengan tayib dan adab
4. Nasofarings
Nasofaring bagian awal dari kerongkongan, yang menghubungkan rongga hidung serta mulut dengan tenggorokan. Kanker nasofaring biasa datang terlambat. Sumbatannya tidak mengganggu karena pernapasan dapat dilakukan dengan mulut. Gejalanya hanyalah perdarahan dari hidung disaat kanker berhasil menembus selaput lendir sampai ke tulang rawan. . Deteksi dini cara kedokteran belum ada
Malu tidak melakukan wudhu dengan tayib dan adab adalah kunci deteksi dini kanker nasofaring. Bila istinsyaq dilakukan dengan benar, aliran air dari hidung akan menyapu nasofaring. Bila dilakukan dengan sungguh-sungguh seperti yang docontohkan oleh Nabi saw., maka aliran itu akan datang dengan cepat dan kuat. Trauma yang dihasilkannya akan menimbulkan perdarahan bila sudah ada benih kanker.
5. Kelenjar limfe
Selain kanker payudara dan kulit, limfoma atau kanker kgb juga terdeteksi dengan mandi. Ia dilakukan dengan meraba posisi kgb di lipat paha, ketiak dan leher. Lipat paha kanan diraba dengan ruas terakhir tiga jari kiri, dan sisi kiri dengan jari kanan. Leher kanan diraba dengan ruas terakhir tiga jari kanan, yang diselipkan di bawah otot leher, dari arah kepala ke leher, dalam dua posisi yaitu kepala melihat kearah kiri dan ke kanan, sembari menengadahkan kepala. Selain itu juga diraba daerah diatas tulang selangka. Cara yang sama dilakukan di sisi kiri dengan jari kanan.
6 Ovarium
Selain istihadhah gejala dini kanker ovarium adalah rasa tidak nyaman pada perut yang mengganggu gerakan shalat. Maka setiap gangguan kenyamanan pada shalat wajib membawa Anda ke dokter untuk diperiksa.
7 Rektum ,
Ketidaknyamanan pada bersuci terutama di waktu shalat lail adalah deteksi dini kanker rektum. Gejalanya adalah lendir dan berak berdarah di waktu malam. Di waktu siang terjadi pengkerutan atau penutupan anus dan pengeringan lendirnya. Karena itu di siang hari, sujud, yang berarti perpindahan udara ke anus, akan menimbulkan nyeri dubur.
8 Tiroid
Menyeka leher di waktu mandi adalah deteksi dini kanker tiroid. Setiap kelainan yang terdeteksi merupakan isyarat untuk berobat. Yang perlu diketahui ialah bahwa kanker tiroid dapat dicegah dengan makanan mengandung yodium sebagaimana firman-Nya,” Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan)... (QS 016:14)
9 Jaringan lunak
Seperti halnya dengan kanker payudara, limfoma dan kanker kulit, maka kanker jaringan lunak juga akan terdeteksi bila mandi dilakukan dengan tayib dan adab.
10 Kolon
Seperti halnya dengan kanker ovarium, gangguan kenyamanan shalat adalah deteksi dini kanker kolon. Terganggunya pola buang air besar akan menganggu kenyamanan shalat. Seperti halnya dengan kanker tiroid, kanker kolon dapat dicegah dengan makanan yang tayib dan adab.

Jumat, 24 Oktober 2008

Kanker di Indonesia

Dalam Pertemuan Ilmiah Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi (Peraboi), Bandung, 2003, Prof Muchlis Ramli, guru saya, menyatakan bahwa potret kanker di Indonesia sangat suram. Ia tergambar dari: (1) Tidak adanya data mengenai kanker di masyarakat; (2) Lebih dari setengah kasus kanker datang dalam keadaan lanjut; (3) Pola hidup sehat tidak terlaksana dengan baik seperti: konsumsi rokok masih tinggi, higiene (cara hidup sehat) masih kurang dan pola makan yang belum berimbang; (4) Pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan kanker umumnya masih kurang.
Selain itu ia juga menyinggung pencegahan kanker menurut Kedokteran modern. Pencegahan itu dilakukan dalam tiga tahap yaitu (1) Peningkatan kesehatan secara umum dan khusus; (2) Diagnosa dan pengobatan dini; dan (3) Pemulihan. Tahap 1 terdiri dari 7 upaya yaitu: (1) Mempertahankan berat yang ideal; (2) Melakukan aktivitas fisik 30 menit sehari; (3) Tidak merokok; (4) Makan makanan yang sehat; (5) Minum kurang dari segelas alkohol sehari; (6) Berlindung dari sinar matahari; dan (7) Berlindung dari penyakit kelamin. Setengah dari seluruh kanker dikatakan dapat dicegah dengan cara ini. Tahap 2, dilakukan dengan upaya sendiri baik dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri ataupun melakukan berbagai pemeriksaan khusus. Upaya ini dilanjutkan dengan segera menjalankan pengobatan. Tahap 3, dilakukan dengan upaya untuk melakukan tindak pemulihan akibat cacat baik karena kanker ataupun pengobatannya.
Paradoks terlihat karena baik masalah ataupun pencegahannya itu telah disorot dan diajarkan oleh Islam yang dianut oleh 88% penduduk Indonesia. (http://en.wikipedia.org/wiki/Islam_in_Indonesia). Hal itu tentulah karena sekurang-kurangnya, mayoritas ini akan malu bila tidak melakukan yang disuruh-Nya dan meninggalkan yang dilarang-Nya. Perlu diingat bahwa tingkatan selanjutnya adalah malu, bila tidak tayib dan adab, melakukan yang disuruh-Nya.
Mari kita lihat pencegahan kanker tahap 1.
(1) Mempertahankan berat yang ideal. Isu ini disebut dalam hadits dari Ibnu Abbas ra sbb. ” Orang paling disukai Allah swt diantara kalian adalah yang paling sedikit makannya dan paling ringan badannya.” (Sayid Ahmad Al-Hasyimi: Syarah Mukhtaarul Alhadiits. Cetakan ke 4, Sinar Baru, Bandung, 2001, hal 925. Maka bukankah hal ini mudah diperoleh dengan melakukan puasa sesuai yang dicontohkan Rasulullah saw sebulan penuh,
(2) Melakukan aktivitas fisik 30 menit sehari
Isu ini disebut dalam hadits dari Abu Hurairah ra sbb, ”Apakah pendapatmu sekiranya terdapat sebuah sungai dihadapan pintu rumah salah seorang diantara kamu dan dia mandi didalamnya setiap hari lima kali. Apakah masih terdapat kotoran pada badannya?” Para sahabat menjawab, “Sudah pasti tidak terdapat sedikitpun kotoran pada badannya.” Lalu beliau bersabda, “ Begitulah perumpamaan shalat lima waktu. Allah menghapuskan segala kesalahan mereka.” (KH Ahmad Mudjab Mahalli: Hadis-hadis Muttafaq ‘Alaih, Kencana, Jakarta, 2003, hal 334) Maka bukankah shalat lima kali sehari sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah saw adalah aktivitas fisik 30 menit sehari.
(3) Tidak merokok
Sampai saat ini, merokok berkisar antara maruh dan haram..
Ulama dari Malaysia menyatakan bahwa merokok makruh, dianjurkan untuk tidak dikerjakan tetapi tidak berdosa bila dikerjakan http://www.geocities.com/SiliconValley/Ridge/8330/usrah_albanna_8t.htm
Lembaga dari Riyadh menyatakannya haram yang berarti berdosa bila dikerjakan dan berpahala bila ditinggalkan http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=427
(4) Makan makanan yang sehat
Isu ini juga diatur dalam hukum-Nya. Firman-Nya dalam surat Al Baqarah: 196 adalah , “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”. Al A’raf: 031, ” Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. Al Mu’minun: 051, “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal saleh. Maka makanan yang disuruh-Nya bukan hanya baik tapi juga halal dan tidak berkelebihan.
(5) Minum kurang dari segelas alkohol sehari
Larangan ini sungguh keras. Firmankan-Nya sbb, ” Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan...” (QS 004: 043). Tidak shalat berarti tidak menegakkan tiang agama, bukan?
(6) Berlindung dari sinar matahari
Isu ini diatur dengan perintah berpakaian. Firman-Nya, "Hai anak-cucu Adam! Sungguh Kami telah menurunkan untuk kamu pakaian yang dapat menutupi aurat-auratmu dan untuk perhiasan." Al-A'raf: 026. Maka menuruti perintah-Nya adalah berlindung dari sinar matahari.
(7) Berlindung dari penyakit kelamin.
Isu ini pun ditegaskannya dalam firman-Nya, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji.” (QS 017:032)
Pencegahan kanker tahap 2 dan 3 akan dimuat dalam posting berikutnya. .

Rabu, 22 Oktober 2008

Penyebab

Di setiap kesempatan saya selalu ditanya tentang, apakah penyebab kanker?
Sebagai dokter onkologi saya selalu mengatakan bahwa menurut Yurong Song, kanker adalah Gangguan pertumbuhan yang disebabkan berbagai faktor yang terkait dalam lebih dari 100 ragam sel di kerangka molekul yang dapat disebabkan oleh faktor luar tubuh yang disebut karsinogen baik fisik ataupun kimia ataupun dari dalam tubuh seperti gangguan DNA atau hormon
Namun sebagai seorang muslim saya mengatakan bahwa kanker disebabkan oleh perbuatan tidak mensyukuri nikmat yang diberikan-Nya. Katakanlah kanker payudara yang sering diderita oleh pasien yang tidak kawin, tidak menyusui anaknya ataupun kawin terlambat. Mereka tidak menyukuri alat perkembangbiakan yang sangat sempurna,
Ataupun berbagai kanker seperti payudara, endometrium, usus besar, ginjal, esofagus
yang akrab pada orang gemuk. Mereka tidak mensyukuri usus yang diberikan-Nya.
Belum lagi kanker paru pada orang yang merokok. Mereka lupa bahwa saluran nafas diperuntukkan-Nya bagi udara dan bukan asap rokok.
Maka saya teringat akan firman-Nya yaitu: “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS 042:030). Perbuatan ini diterangkan-Nya dalam: “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang suka berkhianat lagi mengingkari nikmat QS 022: 038 dan karena itu pula ... Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS 014: 007)

Indikasi

INDIKASI MALAPRAKTIK KEDOKTERAN
dr Bahar Azwar SpB k Onk

Dalam Seminar Sehari: Malapraktik, Dinamika dan Terobosan Solusi, Jakarta 9 Mei 2006

Kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran bertanggungjawab atas sulitnya mencari indikasi ketidaklaziman dalam pengobatan. Rekam medik dapat membantu pencariannya ataupun meniadakannya bila dilakukan oleh dokter pembanding.

Sejak Hammurabi 2500 SM dunia telah mencatat adanya sangsi atas malapraktik kedokteran. Hal yang samapun tertulis dalam hukum Islam.
Malapraktik sendiri berasal dari dua kata bahasa Italia, yang berarti jelek dan pekerjaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, cetakan 1, Balai Pustaka, Jakarta, 2001 dari Departemen Pendidikan Nasional (KBBI), menyebut malapraktik kedokteran sebagai “… praktik kedokteran yang salah, tidak tepat, menyalahi undang-undang atau kode etik.” Batasan yang memasukkan aspek legal kedalam ruang etik dikembangkan oleh berbagai media menjadi musibah kedokteran, ataupun medical abuse dengan menambahkan faktor ketidakmampuan pasien, ataupun berbagai batasan sesuai dengan pandangannya masing-masing.
Makalah ini membatasi malapraktik kedokteran sebagai pengobatan substandar yang dilakukan oleh dokter atau profesional kesehatan lainnya yang mana pengobatan itu secara langsung menyebabkan musibah jasmani atau finansial pada pasien. Dan pengobatan substandar itu adalah pengobatan yang melanggar kelaziman praktik kedokteran, atau can be generally defined as substandard treatment by a physician or other healthcare professional that directly results in physical or economic damages to the patient. The substandard care refers to care that violates normal medical practices.
LAPORAN TIGA KASUS
Kasus 1
Di pedalaman Kalimantan, A menjalani operasi darurat pengangkatan usus buntu dengan bius lokal. Sebelumnya, karena pasien batuk, sang bapak minta agar operasi ditunda tapi dokter bersikeras untuk operasi segera. Tiga belas hari kemudian luka terbuka dan dilakukan operasi ulang serta kolostomi. Ternyata pada foto ronsen dada yang dilakukan sesudah operasi, diketahui bahwa korban menderita TBC paru. Dugaan muncul karena musibah yang tidak diharapkan. Bagaimana mungkin operasi usus buntu lukanya terbuka dan harus kolostomi.
Isu pada kasus ini adalah sangsi atas kesalahan dalam melakukan operasi. Kenapa buru-buru padahal pasiennya menderita batuk?
Konsultasi dengan LPHP dilakukan dengan surat.
Membaca rekam medik, penulis yang pernah bertugas 3 tahun di Irian sebagai dokter Puskesmas dan 6 tahun di Aceh sebagai ahli bedah, tidak akan ragu untuk menundanya karena: (1) Tidak terdapat data pemeriksaan klinis yang khas mendukung diagnosa usus buntu akuta; (2) Hasil laboratorium tidak mendukung adanya infeksi; (3) Pasien menderita batuk dan fasilitas bius umum saat itu tidak ada; (4) Ada fasilitas rujukan dengan pesawat ke ibukota propinsi. Dengan kata lain penulis heran atas ketidaklaziman kebijakan tersebut.
Sesudah perut dibuka kebijakan berubah. Laporan operasi menyebutkan adanya perlengketan dan dokter memutuskan untuk melakukan biopsi saja. Prosedur dan tindakan yang dilakukan selanjutnya tercatat serta lazim dalam pandangan penulis. Karena itu usus bocor dan kolostomi, merupakan hasil dari suatu kelaziman pengobatan. Bila dicari, kesalahan dokter ini terletak pada kebijakan pertama yaitu melakukan operasi dalam keadaan darurat.
Semua kesimpulan itu dikirimkan kepada keluarga korban beserta usul untuk berdamai. Pihak korban setuju dan meminta tambahan 2 tiket pesawat untuk membawa korban ke kota propinsi karena dokter ybs hanya menyanggupi 2 tiket pesawat.
Sesudah penulis menelpon dokter ybs, ia ikhlas memenuhi permintaan keluarga yaitu membelikan 4 tiket pesawat bagi pasien beserta 3 orang keluarganya.
Kasus 2
Seorang pasien menjalani operasi pengangkatan tumor rahim (mioma) dengan laparaskopi. Namun bersamaan dengan itu juga dilakukan operasi lain pada ovarium (indung telur). Lima hari sesudah operasi, perut korban menjadi gembung, sakit dan napasnya sesak. Operasi darurat dilakukan dan ternyata ditemukan kebocoran usus. Sesudah mengalami beberapa kali operasi ia pulang dengan kolostomi (buang kotoran melalui perut). Beberapa tahun kemudian ternyata di masih ada kista di rahim
Dugaan muncul karena musibah yang tidak diharapkan. Bagaimana mungkin operasi di rahim berakhir dengan kolostomi.
Kasus ini menarik karena ketidaklaziman pengobatan diperoleh dari film operasi, dimana ditayangkan adanya operasi yang tidak diperjanjikan. Perubahan kebijakan yang jelas itu, tidak dapat diterangkan karena dokter ybs menolak meminjamkan rekam medik. Hal inipun suatu ketidaklaziman karena yang memintanya adalah korban sendiri.
Tanpa rekam medik, sebab musabab kebocoran usus juga tidak jelas selain akibat tindakan yang dilakukan. Film operasi memperlihatkan tindakan penghentian perdarahan di usus besar dengan alat cauter. Dan kebocoran usus sesudah beberapa hari dapat diduga disebabkan oleh perlakuan itu.
Dengan dua indikasi itu LPHP melaporkan kasus ini ke Polisi. Namun dalam proses hukum itu, korban mencabut kuasanya. Sampai saat ini berkas kasus masih mundar-mandir antara Polisi dan Kejaksaan.
Sesudah beberapa tahun korban memperlihatkan foto USG rahim yang memperlihatkan mioma. Tanpa rekam medik hanya ada dua kemungkinan yaitu apakah pengangkatan mioma sebelumnya tidak tuntas ataukah ada pertumbuhan baru.
Kasus 3
Hari pertama, H lahir di suatu rumah sakit dengan operasi sesar. Hari ke 3, ia mencret dan dipindahkan ke rungan khusus untuk pemeriksaan yang lebih intensif tanpa memberitahukan ibunya yang masih dirawat di rumah sakit itu. Hari 4, H masih panas tinggi walaupun infus tetap terpasang. Tidak puas dengan pelayanan, keluarga pasien memutuskan untuk memindahkan H, ke rumah sakit lain. Hari ke 5, sesudah menandatangani surat pulang atas permintaan sendiri, H dipindahkan dengan balutan di lengan bawah. Di hari itu juga, di rumah sakit lainnya itu, di balik balutan itu terdapat luka bakar.
Keluarga H menduga adanya malapraktik karena luka bakar pada lengan bawah yang sewaktu lahir tidak ada. Bagi mereka itu adalah musibah yang tidak diharapkan. Pamannya seorang dokter umum, mengemukakan kemungkinan bahwa luka bakar itu disebabkan oleh sentuhan alat-alat listrik yang banyak ditemukan di ruang intensif. Curiga bertambah karena berdasarkan surat pulang atas permintaan sendiri, pihak rumah sakit menyatakan tidak bertanggungjawab atas luka bakar.
Bingung membawa mereka ke LPHP.
Indikasi malapraktik yang ditemukan adalah dua pelanggaran atas hak pasien yaitu: 1. Tidak memberitahukan ibu korban atas pemindahan H ke ruang intensif atau ketidaklaziman prosedur pemindahan pemindahan pasien ke ruang intensif dan 2. Tidak memberitahukan adanya luka bakar atau ketidaklaziman prosedur pemindahan pasien ke rumah sakit lain atau lalai, tidak mengetahuinya, ketidaklaziman dalam memonitor pasien ruang intensif. Sebaliknya pernyataan tidak bertanggungjawabnya rumahsakit atas luka bakar itu tidak ada hubungannya dengan kebijakan, prosedur ataupun tindakan pengobatan.
Walaupun demikian LPHP mencatat bahwa obat itu sendiri, yang diberikan intravena, mungkin caustic (membakar), sedangkan mencari vena pada bayi baru lahir sangat sulit apalagi mempertahankannya.
Kejujuran adalah kesan pertama dalam pertemuan dengan rumah sakit. Rekam medik dibuka dan ditemukan kelalaian dalam monitoring perawat. Hal itu ditebus pihak rumah sakit dengan menawarkan akan bertanggungjawab sampai luka bakar itu sembuh total. Dan keluarga pasien menerima kesepakatan itu.
Pembicaraan
Lazimnya dokter memulai pengobatan dengan mengambil satu kebijakan (konsep dan asas yang menjadi garis besar dan mendasari rencana pelaksanaan sesuatu, KBBI), seperti merawat pasien di rumah sakit atau merujuk ke dokter lain atau segera memulai suatu pengobatan. Dalam berbagai buku standar prosedur medik, kebijakan disebut sebagai terapi. Ia diambil berdasarkan kecakapan dokter ybs dan fasilitas yang tersedia untuk menyelesaikan tahapan berikutnya. Misalnya, ahli bedah jantung hanya akan mengambil kebijakan untuk melakukan bedah jantung bila fasilitas untuk mengerjakannya tersedia.
Kebijakan diterjemahkan dalam serangkaian prosedur (metode langkah demi langkah untuk menyelesaikan sesuatu, KBBI). Kebijakan rawat dilakukan dengan: 1. Meminta persetujuan pasien; 2. Memasukkannya ke ruang rawat; 3. Pemasangan infus; 4. Pemberian Oksigen dlsb.
Prosedur dilakukan dengan serangkaian tindakan (sesuatu yang dilakukan, KBBI). Prosedur persetujuan pasien dilaksanakan dengan: 1. Memberikan informasi lengkap mengenai manfaat dan mudarat pengobatan yang akan dilakukan; 2. Menjelaskan berbagai opsi lainnya; 3. Pengisian form persetujuan rawat dan atau tindakan medis ; 4. Penandatangannya; dlsb. Prosedur masuk ruang rawat dengan: 1. Persiapan kamar; 2. Persiapan kursi atau tempat tidur roda untuk membawanya ke ruangan; 3. Mendorong pasien; dlsb. Prosedur pemberian Oksigen dengan: 1. Menyiapkan tabung Oksigen; 2. Memasang masker Oksigen; 3. Menyambungkannya ke tabung Oksigen; 4. Mengatur pemberiannya; 5. Pencatatan, dlsb.
Dalam perjalanannya, sejak datang pertama sampai pengobatan selesai, kebijakan – prosedur – tindakan, dapat berubah sesuai dengan keadaan pasien. Lika liku itu dicatat dan dihimpun dalam suatu berkas yang disebut rekam medik (medical record). Ia terdiri atas: 1. Surat Persetujuan Operasi; 2. Keadaan waktu masuk rawat; 3. Tindak lanjut (follow up); 4. Laporan operasi; 5. Hasil pemeriksaan laboratorium, ronsen, dll; 6. Rujukan dari dan ke spesialis lainnya; 7. Catatan keperawatan; 8. Monitoring dll
Kesalahan yang lazim adalah dibuat dalam pencarian indikasi malapraktik kedokteran adalah menahbiskan tindakan sebagai pengobatan. Hal ini tidak mengherankan karena berbeda dengan kebijakan dan prosedur, tindakan adalah nyata. Ia nyata karena memerlukan fasilitas atau alat medis. Yang dituntut dari dokter hanyalah kecakapan menggunakannya, dan bukan pengadaan ataupun pemeliharaannya. Misalnya, kasus RSUD Bengkulu, dimana dua orang meninggal akibat gas racun yang berada dalam tabung gas pembius waktu operasi.
Kadangkala indikasi malapraktik mudah terlihat. Misalnya, seorang ahli bedah pencernaan melakukan pemasangan pen pada seorang patah tulang. Ia menjanjikan bahwa dalam tiga bulan, pasien tersebut sudah bisa bermain bola. Indikasi ini mudah dilihat karena tidaklah lazim ahli bedah pencernaan memasang pen pada tulang. Atau di kota lainnya, potongan jarum ketinggalan dalam perut sewaktu operasi. Indikasi ini juga mudah karena tidak lazim dokter menutup luka operasi tanpa memeriksa apakah ada yang ketinggalan.
Sisanya sukar dikenal karena kelaziman praktik kedokteran selalu berubah sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran. Cara mudah mencari indikasi adalah menggunakan dokter yang setara, baik dalam disiplin ilmu ataupun pengalaman. Setara saja tidak cukup karena dokter pembanding harus memutusnya dengan mengingat tiga faktor yang berhubungan dengan ilmu dan teknologi yaitu, waktu, situasi dan kondisi.
Salah guna dokter pembanding terbaca pada Suara Pembaruan 9 Desember 2003, yang memuat berita gagal ginjal seorang ibu sesudah pemberian sejenis antibiotika oleh seorang dokter ahli kebidanan. Media ini menggunakan dokter dari Singapura dan Mahaguru Farmakologi sebagai pembanding.
Penelusuran rekam medik untuk mencari indikasi malapraktik kedokteran harus dilakukan dengan hati-hati. Isu mudah ditemukan dalam ketidakcocokan ataupun cacat administrasi. Isu ketidakcocokan antara jenis operasi, spesialis yang mengerjakan atau operasi yang dilakukan, belum tentu menjadi indikasi karena disetiap langkah pengobatan dapat terjadi perubahan kebijakan – prosedur ataupun tindakan. Perubahan itu lazimnya dicatat dalam laporan operasi atau form follow up. Ketidaklazimannya dapat ditentukan oleh dokter pembanding.

Selasa, 21 Oktober 2008

Aura

Aura adalah suatu medan bioenergi yang meliputi tubuh.
Perlu diketahui bahwa secara ilmiah, medan energi tubuh yang baru dapat diperlihatkan adalah medan bioelektromagnetik. ePrints_FRI - Visualization of Human Bioelectromagnetic Field.htm Peer, Peter (1999) Visualization of Human Bioelectromagnetic Field. Technical Report, Faculty of Computer and Information Science, University of Ljubljana
Aura terdiri atas tiga lapisan yaitu medan eter, yang paling dalam, emosi, ditengah dan mental, disebelah luar. Sehat dan sakit terlihat terang atau gelapnya medan eter.
Karena itu aura merupakan alat deteksi penyakit.
Menurut penganjurnya, penyakit adalah perubahan aura yang ditentukan oleh keseimbangan jasmani dan rohani. Mengobatinya adalah menyeimbangkannya kembali dengan menyalurkan prana, yang bekerja di aura lokasi yang terganggu melalui tapak tapak tangan pengobat. Penyaluran ini belum dapat dibuktikan secara ilmiah.
Menurut penganjurnya pula prana dapat mengobati semua jenis penyakit yang terbagi atas tiga golongan yaitu: (1). penyakit ringan seperti sakit kepala, sakit gigi, batuk, sakit tenggorokan, demam, sakit perut, mencret, dismenorea (sakit waktu haid), nyeri otot, terkiilir dan luka bakar ringan; (2). penyakit berat seperti tuberkulosa, tekanan darah tinggi, sakit jantung, hepatitis (sakit liver), mioma, kista, migren, radang sendi dan sawan; (3) sakit jiwa seperti, stres, tension, anxiety, depresi, fobi, paranoid, schizophrenia dll. http://www.crystalinks.com/pranic.html

umum

Pada mulanya hanya ada satu cara pengobatan.
Pemisahan pengobatan tradisional dari kedokteran dimulai ribuan tahun yang lalu oleh dokter-dokter dari India dan Cina dengan memisahkan hal-hal yang gaib dan menggantinya dengan herbal atau tumbuh-tumbuhan. Usaha ini dilanjutkan oleh Hippocrates (450 SM-370SM). Pellegrino,ED.: Philosophy of Medicine: Problema and Potential. The Journal of Medicine and Philosophy, 1976. Vol 1, no 1. Di abad kegelapan Eropa, usaha ini dilanjutkan oleh dokter-dokter legendaris Islam seperti Jabir dari Kuba, Al-Kindi dari Basrah, Ar-Razi dari Persia, Ibn Sina dari Bukhara, dan Ibn Al-Haitham dari Basrah.
Jejaknya masih terlihat pada berbagai obat kedokteran dewasa ini. Diantaranya adalah morfin, obat penghilang sakit dari cairan buah Papaver somniferum yang masih muda; kina, obat malaria dari pohon kina; curare, obat anestesi berasal dari racun dedaunan pohon strychnos yang dulunya dioleskan pada anak panah di Amerika Selatan dan Australia; dan kokain, obat anestesi lokal dari coca.
NCCAM http://nccam.nih.gov/ membagi pemgobatan alternatif atas enam kelompok yaitu: terapi energi;. mind-body intervention atau intervensi alam pikiran; manipulasi baik memijit ataupun menggerakkan anggota tubuh; praktik yang didasarkan atas biologi, seperti herbal ataupun bahan kimia dan hayati yang belum lazim digunakan oleh kalangan kedokteran; dan sistem alternatif praktik kedokteran yang melihat dan mengajarkan penyakit dari kacamata yang berbeda.
1. Bio-energi adalah energi tubuh yang tidak terlihat, untuk mempertahankan kehidupan dan menjaga agar tubuh tetap sehat, ibarat bensin untuk mobil. Dalam bahasa Sangsekerta ia disebut prana, Jepang disebut, ki; Cina, chi; Yunani, pneuma; polinesia, mana; dan Yahudi, ruah. http://www.crystalinks.com/pranic.html
Kelompok ini mengobati pasien dengan mengalirkan enrgi dari tapak tangan pengobat ke tubuh pasien seperti pada Reiki, Qigong dan Prana; atau secara alamiah seperti pada Feng shui.
2. Intervensi alam adalah cara pengobatan yang mengandalkan kekuatan alam pikiran atau rohani pasien untuk penyembuhan. Ia dilakukan dengan merubah kesadaran melalui hipnotisme ataupun tidak langsung dengan relaksasi dan atau meditasi.
3. Pijat adalah cara pengobatan dengan menekan, menggerakkan atau menggetarkan, jaringan lunak tubuh seperti otot, urat ataupun alat pencernaan. Ia dapat dilakukan dalam berbagai posisi sejak duduk sampai berbaring, tangan kosong atau dengan alat khusus, kulit telanjang atau tidak, pakai minyak atau tidak., misalnya Shiat su, refleksologi ataupun kerik.
Untuk memahaminya kita harus mengenal filosofi pengobatan Cina, dimana sehat adalah gambaran keseimbangan dunia yang ditentukan oleh cuaca yang nyaman (yang) dan sebaliknya (yin). Pengobatan tradisional Cina didasarkan atas keseimbangan yang dan yin . Konsep ini dikenal sejak abad ke-8 SM. Yang adalah kebalikan dari yin. Misalnya yang adalah surga maka yin adalah bumi atau bila yang, lelaki maka yin adalah wanita. Tugas pokok dokter Cina adalah mengembalikan keseimbangan itu. Semua tindakan di pengobatan Cina ditujukan untuk memperbaiki aliran chi dan hasil akhirnya adalah keseimbangan antara yin yang.
Kiropraxi adalah pengobatan alternatif tanpa obat ataupun pembedahan, dengan menekuk dan meregangkan berbagai anggota badan dan tubuh dalam gerakan yang tertentu. Perlu diketahui bahwa saat ini tercatat 80.000 kiropraktor yang berpraktik di Amerika Serikat. Mereka dibolehkan melakukan manipulasi tetapi tidak memberikan obat dan melakukan pembedahan. Hal ini lebih kurang sama dengan dukun patah.
5. Menggunakan zat biologis seperti cacing, lintah, belatung malah urine sendiri
5. Herbal
6. sistem alternatif praktik kedokteran yang melihat dan mengajarkan penyakit dari kacamata yang berbeda seperti naturopati
Sesungguhnya ada 7 hal yang harus diketahui sebelum berobat alternatif yaitu mengenal cara pengobatannya, menentukan sifat hubungannya dengan pengobatan dokter, manfaat atau cara bekerjanya untuk menyembuhkan, indikasi atau penyakit yang sesuai dan syarat yang harus dipenuhi, indikasi kontra atau penyakit yang tidak dapat mengambil manfaatnya, resiko yang menghadang. bila melakukan pengobatan yang sesuai dengan indikasi dan syaratnya, serta mudarat bila pengobatan dipaksakan pada indikasi kontra atau sesuai dengan indikasi tapi tidak memenuhi persyaratannya.